Search This Blog

Sunday, November 6, 2016


Kelas Matrikukasi Institut Ibu Profesional Batch 2 - NHW 3

NICE HOMEWORK #3

πŸ“šMEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH πŸ“š

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.


Pengalaman yg sangat berharga saat saya menulis surat cinta utk pak suami. Saat ini kami dikaruniai 2 anak perempuan (3,5tahun dan bayi usia 3bulan), dan di rumah kami hanya pak suami satu2nya lelaki, yg begitu menyayangi kami bertiga. Yg selalu panggil anak2 dengan sebutan "sayang" dan belum pernah saya melihat beliau marah ke anaknya.

Respon beliau ketika saya beri surat cinta yg saya tuangkan melalui ketikan keyboard laptop jadul kami, yg saya kumpulkan kalimat demi kalimat dalam beberapa hari, saya print, dan saya gulung dan sematkan pita sederhana.

"Mah, terima kasih buat suratnya. Doakan selalu ya, saya bisa bertanggung jawab, bisa mengimani, bisa selalu membimbing mamah dan anak2, bisa jd ayah yg dekat dan dipercaya anak2. Dan bisa memenuhi keinginan mamah dan anak2 yg sering mamah urungkan karena melihat kondisi kita. Semua ga instan ya mah, kita baru 4tahun menikah. Mohon maaf papah banyak salah ke mamah dan anak2. Mamah, Khansa dan Khalila yg akan selalu jadi tanggungan papah dan akan papah pertanggung jawabkan ke Allah. Berusaha dan berdoa, kita bisa menjadi pribadi yg kuat"

Ya, lagi dan lagi kata "kuat" yg selalu beliau katakan ke saya dan anak2. Karena kami bertiga perempuan, dan beliau ingin kami jd wanita yg kuat dalam kondisi apapun dan dalam mencapai tujuan apapun.

Meski kami miliki ego masing2, tak luput dari itu. Kami harus belajar dan terus belajar saling melengkapi, membangun sebuah kekuatan dalam rumah tangga ini, bersama kami gapai impian2 sampai Allah berkata tidurlah dalam keabadian, saya atau beliau terlebih dahulu.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Al Khansa 3,5 tahun
Ketika di dalam rumah : dia bukan anak yg pemalu, begitu periang, senang pentas di depan kami, bermain peran, memuji mamah ketika dibuatkan cemilan, sedikit memimpin ketika bermain dengan teman2 seumur, begitu penyayang ketika melihat bayi dan sekarang punya adik bayi pun sering kali dia peluk dan cium juga mau menjaga ketika saya izin utk mandi atau lainnya.

Ketika di luar rumah, dia pun bisa mengkondisikan harus bertindak bagaimana ketika ditempat umum. Jika dia merasa tidak nyaman dia akan terlihat diam saja dan mengamati dulu, dan jika dia sudah menemukan kesenangan di tempat baru dia akan mudah bermain dg teman2 baru dg riang.

Al Khansa usia 2th sangat mudah ketika toilet training, lepas menyusui, dan saya serta suami pun sangat mudah utk sounding dia perihal apapun. Hanua saja, dia masih mudah merengek ketika tidak suka, ini yg menjadi PR kami utk menanamkan kekuatan dalam dirinya.

Khalila, bayi mungil saya usia 3bulan dg kebutuhan minum asi dan bonding.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

Melihat potensi diri sendiri :
- saya akui saya orang yg begitu riang dan "rame" dan tidak suka  memendam atau memikirkan masalah lama2.
- berusaha memasak karena utk menyesuaikan pak suami yg "picky eater" dan alhamdulillah beliau lebih senang makan dirumah daripada harus beli πŸ˜„πŸ˜„
- saya penuh dg ide2 utk mencari rezeki dari rumah yg saat ini saya menjalankan dua usaha yg tentunya dg bantuan materi dr suami : handmade aksesoris bayi dan es pisang ijo makasar. Dan masih berusaha dan berdoa utk bisa punya usaha lagi.
- meski saya mudah melupakan masalah, saya akui saya begitu teliti mengenai keuangan kami πŸ˜„πŸ˜„

In sya allah dg potensi di diri saya, allah menghadirkan saya ditengah keluarga inti saya utk bisa menghibur pak suami dan anak2 juga mengatur keuangan rumah tangga kami.

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Saya tinggal di lingkungan keluarga saya, tetapi kami tinggal di rumah sendiri. Ada bapak, dan 4 kakak saua hg sudah berkeluarga, sepupu, dan orang2 yg mengontrak.

Saya akui ada baik dan buruk utk kami yg tinggal di lingkungan keluarga.

Baiknya, ada org yg bisa di percaya ketika saya menitipkan rumah karena harus mudik ke rumah orang tua suami, anak2 saya bisa main dg anak2 dari kakak2 saya, ketika saya atau anak2 sakit atau ketika saya melahirkan. Bahkan waktu sg masoh kerja, anak pertama saya diasuh oleh kakal ipar saya.

Buruknya, saya yg anak bungsu sering sekali kurang dihargai oleh kakak2 saya ketika meminjam sesuatu dr saya dg izin atau tanpa izin, bahkan saya selalu sampaikan ke suami saya "kita punya 2 anak, ajarkan utk saling menghargai, izin ketika meminjam, dan tidak saling membicarakan keburukan"

Pola asuh kakak2 saya ke anak2nya pun, jd kekhawatiran saya kalau sampai dilihat anak saya, dan saya mensiasati dg sounding hampir tiap malam ketika ada kejadian misal anak saya melihat sepupunya bicara kasar, bersikap kasar dsb.

Kami punya aturan keluarga sendiri, pak suami yg sangat amat rapih (karena didikan dr mamah mertua) mengajarkan dan memberi contoh ke anak pertama kami perihal menjaga kersihan rumah, merapihkan sandal2 yg berserahkan, memungkut sampai sekecil pun ketika berjalan, dan sangat bertolak belakang dg lingkungan kami yg anak2nya belum sadar perihal kebersihan "buang sampai sembarangan".

Maksud Allah masih mengizinkan kamk tinggal disini, untuk kami memberikan contoh kepada anak2 dari kakak2 saya entah dr contoh perbuatan ataupun kalimat mengingatkan utk jaga kebersihan lingkungan, utk saling menghargai dan menyayangi.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Sunday, October 23, 2016

Kelas Matrikulasi Institute Ibu Profesional Batch 2

NICE HOMEWORK #1

ADAB MENUNTUT ILMU

Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #2, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.

Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW. 

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Jawab : 
Ilmu Pengasuhan 

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.

Jawab : saya seorang ibu, itu alasan terkuat saya. setelah 4 tahun bekerja, saya mengambil keputusan untuk mengundurkan diri agar fokus mendampingi anak pertama saya tumbuh. Saya menyadari "being parent" harus belajar setiap harinya dan anak adalah amanah yang allah titipkan kepada saya, juga kepercayaan suami kepada saya untuk mendampingi anak pertama kami tumbuh.


3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Jawab : pertama kali menjadi orang tua dan minat terhadap ilmu pengasuhan, saya mulai mengumpulkan buku-buku pengasuhan, mencari artikel2 tentang pengasuhan, bersama teman seperjuangan membentuk group whatsapp komunitas ibu belajar di kota kami, mengikuti seminar pengasuhan bahkan saya dan teman2 mengadakan seminar dengan mengundang pakar parenting.


4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.

Jawab : berusaha menjaga tutur kata saya ketika berbicara dengan anak dan suami dan berusaha mengelola emosi.


Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia

Salam Ibu Profesional